Usai salat Jumat kemarin ribuan orang yang mengatasnamakan Front Pembela Islam menyerbu kantor Maxima Pictures di daerah Mangga Dua, Jakarta Utara. Hal ini disebabkan lantaran isu seputar kedatangan bintang film porno asal Jepang ke Indonesia, Maria “Miyabi” Ozawa.
“Kami datang ke sini lantaran tidak terima jika moral bangsa dirusak oleh kedatangan Miyabi. Kami pokoknya menolak kedatangan artis porno ke Indonesia,” tegas Sekjen FPI, M Sobri Lubis kepada wartawan, Jumat (09/10).Menurut Sobri secara tegas sikap organisasinya menolak dengan tegas kedatangan bintang porno asal negeri Jepang tersebut.

Menurutnya jika pemerintah membiarkan hal tersebut secara otomatis pemerintah mendukung penghancuran moral bangsa ini. “Ini harus ditindak tegas oleh pemerintah. Kalau dibiarkan ini berarti sengaja merusak moral anak bangsa. Sampai kapan pun kami akan lawan,” serunya.

Dari pantauan Sumatera Ekspres kegaduhan dan yel-yel tolak Maria Ozawa atau Miyabi begitu nyaring terdengar di depan kantor Maxima Pictures. Ribuan orang yang tergabung dalam Front Pembela Islam atau FPI dengan tegas meneriakkan bahwa mereka menolak kedatangan bintang film Miyabi yang sering main Film porno asal Jepang ke Indonesia.

Bahkan massa yang memakai baju putih-putih tersebut meneriakkan yel-yel sikap tegas mereka yang menentang rencana Maxima untuk mendatangkan seorang Miyabi ke Indonesia.
“Allahu Akbar!! Kami siap mati untuk siapa pun yang memfasilitasi dan siapa pun yang mendatangkan Miyabi ke Indonesia. Negara kita ini sudah hancur dan banyak azab, jangan tambah azab lagi. Allahu Akbar!!“ teriak salah satu koordinator aksi yang dilakukan oleh FPI tersebut.

Selain teriakan dan orasi, sekitar ratusan orang tersebut juga membawa beberapa spanduk yang berisikan sikap mereka terhadap kedatangan Miyabi. "Tolak Syaitan Miyabi Datang!" dan “Tolak Miyabi ke Indonesia, Si Penghancur Moral Bangsa“.

Kehadiran pendemo dari FPI membuat belasan ruko di Jalan Pangeran Jayakarta, Mangga Dua tutup. Untuk antisipasi anarkis, massa FPI mendapat pengawalan ketat dari personel Samapta Polres Jakarta Pusat yang datang dengan 2 bus polisi dan perlengkapan anti huru-hara.

Pihak Maxima sendiri akhirnya mengundang beberapa orang perwakilan FPI untuk masuk ke dalam dan berdialog mengenai rencana kedatangan Miyabi ke Tanah Air. Namun hingga dialog usai nampaknya belum ada kesepakatan antara FPI dan pihak Maxima.

Menurut produser Maxima, Ody Mulia, pihaknya menampung semua masukan dari FPI. "Kita tetap menampung dan akan kita rembukkan kembali,” kata Ody. Uniknya, ada pertanyaan menarik dari FPI yang mempertanyakan kenapa harus Miyabi, bukan Luna Maya?

"Marketing Miyabi cukup bagus. Sensasinya memang kita akui. Apalagi ini untuk membuka pasar antara Indonesia dan Jepang. Kalau Luna Maya, nanti penontonnya biasa saja," ujar Ody.
Ody tampak bersikeras mendatangkan Miyabi ke Jakarta dengan dalih Miyabi memberikan efek positif bagi dunia perfilman Tanah Air.

"Kita akan cari solusi, minta pertimbangan dari lembaga pemerintah. Yang penting kita enggak melanggar hukum. Kalau dianggap kontroversi, hanya dari pihak tertentu saja," ujar Ody optimistis.

Sementara itu, FPI tetap pada sikapnya menolak Miyabi. “Pihak Maxima belum bisa memutuskan. Katanya mereka masih ingin mengkaji terlebih dahulu. Tapi buat kita, apa pun alasannya, kita akan tetap menolak Miyabi," terang Habib Fachri, perwakilan dari FPI.

Habib menuturkan jika Maxima mengulur waktu dengan alasan ingin menjadikan Miyabi sebagai sosok yang benar. Namun FPI menyangsikan Miyabi bisa bertobat dengan situasi seperti ini. "Kalau memang ia ingin bertobat, ya mungkin dari sana dulu, mungkin dia masuk Islam, atau dia sudah menggunakan jilbab, baru kita bisa terima," pungkasnya.

Bookmark and Share

0 comments:

Post a Comment