Dari Mana Datangnya Cinta? Dari Chat ke Kopi Darat!

Kalau habis patah hati jangan membuat Puisi Patah Hati tapi Cari jodoh saja di dunia maya. Inilah ekses lain dari sebuah jejaring sosial dunia maya. Dulu cinta – katanya - dari mata turun ke hati. Di era internet, barangkali lebih pas dari chat ke kopi darat. Banyak kisah perkenalan di dunia maya, bermuara indah di dunia nyata. Namun ada juga yang memanfaatkannya untuk prostitusi. Pernah lihat film You’ve Got Mail?
Film drama cinta yang diperankan oleh Tom Hanks dan Meg Ryan itu bercerita tentang sebuah fenomena percintaan yang dimulai dari perkenalan dunia maya. Dan percaya atau tidak, tak sedikit para netter, chatter, facebooker atau apa pun istilahnya yang mengalami hal ini

“Saya pernah mengalami rasanya jatuh cinta dengan seseorang yang saya temui di dunia maya.” Ini pengakuan Robby, seorang pemilik warnet di Perumnas.

Sejak dua tahun silam, ia mengaku sudah mengenal dunia chat. Sederet situs jejaring pun dirambah. Mulai dari MIRC, YM, G-Talk hingga Cam Frog.

Awalnya, Robby mengaku aktivitas dunia maya ini sekedar menghilangkan stress. Di situs-situs ini ia punya banyak teman dari beragam latar belakang. “Ngobrol dengan mereka, ada hal yang bisa kita jadikan pencerahan. Tapi ada juga beberapa (teman, red) terasa istimewa. Mungkin karena kesamaan hobi atau pengalaman atau mungkin juga nasib,” kata Robby.

Diantara teman istimewa tadi, ada satu yang kemudian menjadi spesial. Robby mengaku klop dan bisa berbagi banyak hal dengan teman dunia maya ini.

Setelah puas saling intip lewat webcam, ngobrol di telepon atau smsan mereka memutuskan untuk copy darat. “kami sekarang pacaran,” kata Robby yang tidak pernah membayangkan menemukan cinta di dunia maya.

Bagi sebagian orang, khususnya bagi mereka yang malu-malu kucing, chat memang lumayan ampuh untuk berkenalan dengan beragam orang. “Saya bukan orang yang ekpresif dan cenderung pemalu.

Di forum chat saya bisa lebih ekspresif karena tidak berhadapan secara langsung,” aku Anggie, chatter lainnya berbagai pengalaman.

Meskipun nantinya harus bertemu langsung, menurut Anggie, proses yang panjang dari chat, dengan sendirinya akan memperkuat mental untuk bisa kopi darat. “Awalnya, memang dari chat. Kalau lumayan nyambung, barulah berani tuker no hp. Sudah itu telponan atau smsan,” kata Anggie yang mengaku menemukan pacarnya, Dewa dari chat.

Ketika pameo cinta pada masa lalu – konon- datang dari mata, turun ke hati, di era modern mungkin berubah dari chatting ke kopi darat. Lalu apa yang membuat seorang chatter, ingin bertemu dengan teman chatnya?

Rata-rata, para cyberlover yang ditemui mengaku hal pertama yang mendatangkan chemistry adalah nyambung saat ngobrol. “Berikutnya baru ke profil teman chat. Entah karena fotonya yang cantik, ataupun latar belakang lainnya yang menarik. Nggak munafik, kenapa kita mau ketemuan, ya yang pasti karena dilihat penampilan yang ok, dan nyambung kalo di ajak bicara,” tukas Roby.

Namun, tak jarang, apa yang terlihat di dunia maya tidak sama seperti yang terlihat di dunia nyata. Foto yang dipajang kadang bukanlah foto sebenarnya. Atau kalau agak apes, adalah foto yang diedit habis-habisan hingga terlihat kinclong. “Aku pernah ketemuan cowok yang kayak gitu. Waktu ketemuan ternyata udah om-om. Gayanya iseng lagi. Langsung balik kanan,” kenang Yeni, mahasiswi Unsri.

Sekarang, kalau diajak kopi darat, ia tak mau gegabah. Untuk antisipasi ketemu bajul buntung, setiap kopi darat ia selalu bertanya ciri-ciri teman dunia maya yang akan diajak ketemuan tersebut. “Mulai dari baju warna apa, bawa kendaraan apa, dimana, jam berapa. Kalau yang ditemui nggak sesuai harapan, tinggal kabur. Bisa jadi kan kita dibohongin, dan diisengin. Lagian tetap saja kita punya selera sendiri dalam menentukan pasangan,” tegasnya.

Chat yang berujung dengan kopi darat juga terkadang dijadikan ajang prostitusi. Ini bisa dilihat di entry list nama pengguna suatu chat room, ada beberapa nama yang cukup bisa dimengerti bahwa chater tersebut sedang menjual jasa atau juga lagi butuh duit. “Om_cari_ABG”,

‘Tante_lg_dikamar, Cow_mau”, dan lain sebagainya. “Yang ngerespon juga orang-orang yang kayak-kayak itu juga, yang satu lagi butuh ditemenin, yang satu lagi butuh duit, klop dah. Saling tuker no Hp, ngobrol dikit, langsung kopi darat dah,” jelas Roby.

Meski banyak yang mencemooh kualitas pertemanan yang berawal dari dunia maya, toh ada juga yang sukses menemukan pasangan hidupnya. Bukan sekedar pacaran, namun hingga ke pelaminan. Seperti yang dialami Teddy dan Laila. Awalnya mereka sering chat di YM.

Teddy tinggal di Palembang sementara Laila di Bandung. Kontak selama empat bulan di dunia maya, tak disangka Laila harus pindah kerja ke Palembang dan mereka pun akhirnya bertemu dan menikah. “Kami awalnya tidak pernah mengira akan seperti ini. Tapi sekarang kami harus berterimakasih dengan teknologi yang bernama internet. Dia telah mempertemukan kami,” ujar Teddy.

Bookmark and Share

0 comments:

Post a Comment