KH ABDURRAHMAN WAHID atau dikenal dengan panggilan Gus Dur Meninggal Dunia, Rabu (30/12) meninggal dunia sekira 18.45 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Mantan Presiden RI dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini dirawat di ruang VVIP nomor 116 Gedung A RSCM.

Sebelum dirawat di RSCM Jakarta, Gus Dur sempat menjalani perawatan medis di RS Jombang Jawa Timur, pada Kamis (24/12), karena kelelahan setelah melakukan kunjungan ke beberapa pondok pesantren di Jawa Timur.

Wafatnya Gus Dur sangat mengejutkan walaupun memang sempat dikabarkan Gus Dur sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit namun kondisinya membaik sehingga Gus Dur dibolehkan meninggalkan rumah sakit.

Mantan Presiden RI ke empat ini memang tidak tuntas menyelesaikan jabatannya sampai akhir, karena di tengah jalan ia dilengserkan dari kursi kepresidenan sehingga harus diganti oleh Wakil Presiden pada saat itu yaitu Megawati Soekarnoputri. Namun, Gus Dur lah presiden pertama yang dinilai demokratis cara pemilihannya.

Gus Dur juga dianggap sebagai salah satu tokoh bangsa yang ‘membuka pintu’ demokrasi di Indonesia. Ialah presiden yang membuka kembali kran demokrasi yang selama masa kepemimpinan Soeharto tertutup rapat. Ia lah yang berani mengembalikan acara-acara kesenian dari salah satu etnis di negara ini. Bahkan ia menetapkan Imlek sebagai Hari Libur Nasional yang sebelumnya tidak menjadi hari libur nasional.

Beberapa penghargaan nasional dan internasional dalam hal demokrasi pernah diberikan kepadanya. Ini membuktikan bahwa Gus Dur tidak hanya tokoh nasional tetapi juga dikenal sebagai tokoh internasional. Berpulangnya Gus Dur memang mengejutkan, tapi itulah takdir. Manusia merencanakan tapi Tuhanlah yang menentukan.

Joke-joke yang sering dimunculkan Gus Dur pada saat menjadi Presiden dan tidak lagi menjadi presiden, membuat tokoh ini berbeda dengan presiden-presiden yang pernah menjabat di Indonesia ini. Bicaranya yang ceplas-ceplos membuat kesakralan terhadap sosok presiden menjadi hilang.

Gus Dur adalah tokoh yang mungkin berbeda dengan tokoh-tokoh yang pernah hadir dan menghiasi perpolitikan di tanah air ini. Ia punya kelemahan dari sisi fisik tetapi kelemahannya itu mampu ia tutupi dengan berbagai kebijakan-kebijakan yang dinilai sangat merakyat.

Ia juga dianggap tokoh sentral Nahdlatul Ulama (NU) yaitu organisasi keagamaan yang terbesar di tanah air. Sehingga Gus Dur tidak hanya melambangkan tokoh nasional dia juga merupakan representatif dari tokoh Islam yang dinilai sangat demokratis. Gus Dur mampu membawakan warna Islam yang berbeda. Ia mampu merangkul kebersamaan dalam keberagaman.

Siapapun pasti akan kehilangan. Maka tidak heran, ketika kabar Gus Dur meninggal dunia Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung datang ke RSCM Jakarta, tidak lama setelah Gus Dur wafat. Duka cita yang mendalam tampak terlihat dari raut wajah SBY saat meninggalkan RSCM Jakarta.

Akhir tahun 2009, memang menoreh duka kepada rakyat Indonesia. Hal ini dikarenakan menjelang pergantian tahun, Allah SWT memanggil salah satu putra terbaik bangsa ini. Selamat jalan Gus, walaupun jasadmu telah tiada namun semangat mu tetap akan menggelora di bumi pertiwi ini.

Riwayat Waktu (2009)

yang Akan Usai Oleh : Jerri Sanjaya Nababan SP "Ada aroma tercium oleh kalender Masehi". Aroma itu semakin jelas seiring waktu saling berburu dengan kecepatan tetap. Tidak usah berusaha mengejar, pasti akan datang. Lihatlah semua orang sudah meyakini jikalau itu akan tiba, mereka menyambutnya dengan berbagai cara dan tradisi, ada yang menyambut ditahun yang baru dengan berjingkrak-jingkrak, menari-nari sambil meniup terompet, bernyanyi, berpergian keluar kota, ke mancanegara sekalipun-Bahkan ada mencari cara perayaan yang baru demi sensasi dan meninggalkan tradisi lama. Tapi di tengah ke-riaan seperti itu tidak semua bisa menyelami, mencicipi ataupun menikmatinya. Ada yang terkungkung pada jerat sakit yang diderita, merasa kehilangan, kecemasan, hingga meneteskan airmata, entah apa motif mereka harus merasakan demikian. Apa boleh buat itu semua sudah bahagian dari nasib.

Waktu yang berjalan seiring jantung berdenyut, bagai pedang bermata dua: bisa mendatangkan untung, kebaikan, dan keceriaan. Sebaliknya ada yang mendapat rugi, keburukan dan kesengsaraan yang mereka peroleh. Tergantung siapa yang pintar menggunakan pedang itu ditengah pengembaraan hidupnya. Dengan pedang itu dia telah berusaha menentukan nasibnya.

Penulis menuturkan, ada tiga ungkapan orang melihat waktu yang telah berlalu : pertama, menyebut waktu yang telah berlalu itu adalah waktu yang tewas. Dikatakan demikian karena dia menganggap waktu itu telah menjadi pahlawan yang telah berjasa baginya, sebab dia banyak memperoleh kesempatan-kesempatan untuk bernafas dengan lega dan lebih baik di waktu yang telah usai.

Kedua, menyebut sang waktu yang berlalu sebagai waktu yang wafat. Ini artinya, waktu hanya memberikan yang biasa-biasa saja dalam silamnya, tidak lebih baik dan juga tidak lebih buruk. Semua dilalui seolah tiada kesan dan tanpa pesan.

Ketiga, mengungkapkan kalau waktu yang usai itu dengan sebutan waktu yang telah mati, ini mencerminkan kalau waktu yang telah yang dilalui itu adalah waktu yang telah memberikan kekejaman, kekejian, ketidakadilan dan keterpaksaan selama ia melewatinya. Dan tak sedikitpun ia memperoleh kesempatan-kesempatan untuk merubah hidup lebih baik.

Tergantung kita, menyebut waktu itu dengan ungkapan yang bagaimana di penghujung tahun 2009 ini. Akankah kita menyebut waktu yang kita lalui itu sebagai waktu yang telah berjasa kepada kita (tewas). Ataukah kita mewafatkannya karena semua berjalan biasa-biasa saja. Atau-bahkah menamai terhadap sang waktu telah berlalu sebagai waktu yang telah mati.

Jika kita, sedikit memperbesar pandangan kita pada Negara yang kita cintai ini. Mana kata yang cocok kita gunakan selama pengiringan waktu di tahun 2009, melihat kasus demi kasus di media cetak dan elektronik dalam setahun yang akan usai ini, atau melihat capaian-capaian yang kita peroleh. Sebaiknya jawab dalam hati kita sendiri saja.

Pertanyaan yang sangat mendasar. Apa yang akan kita persiapkan untuk memasuki di tahun yang baru. Akan-kah berbagai kesempatan sebagai Negara dengan sumberdaya yang melimpah ruah ini harus kita sia-siakan? Akankah kita memanfaatkan dengan baik takdir iklim khatulistiwa dan bergeografis strategis yang di berikan Tuhan Yang Maha Esa kepada Indonesia. Untuk itu persiapkanlah diri baik individu maupun sebagai bangsa yang berdaulat. Setidaknya maukah untuk tidak mengulang kesalahan yang sama di masa telah silam terlebih di tahun yang akan segera berganti ini. Agar kita dapat hidup dengan jiwa, pikiran, dan akhlak yang baru di tahun yang baru. Tahun 2010. agar kita di penghujung tahun 2009 nanti bisa menyematkan sang waktu sebagai pahlawan yang telah tewas, berjasa dan memberi banyak kesempatan untuk berbuat lebih banyak dan lebih baik. Demi mengiring Indonesian nan jaya. Selamat saling berkirim Ucapan SMS Tahun Baru 2010.***
Bookmark and Share

0 comments:

Post a Comment