Sebagai warga negara, Susno Duadji, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, sah-sah saja mencalonkan diri sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi. Namun, lembaga penggiat antikorupsi Indonesia Corruption Watch (ICW) meragukan komitmen Susno dalam pemberantasan korupsi.

“Saya tidak melihat Susno berhasil membersihkan institusi kepolisian dari korupsi yang terjadi di kalangan internal saat dia menjadi Kabareskrim,” kata Emerson Yuntho, Wakil Koordinator ICW saat dihubungi Tempo, Jum'at (19/3). “Masih banyak nama lain yang lebih baik sebagai calon Ketua KPK, selain Susno,” ia menambahkan.

Wacana tentang masuknya Susno dalam bursa calon Ketua KPK muncul saat bedah buku Bukan Testimoni Susno, di Bandung, beberapa waktu lalu. Peluang itu muncul setelah Dewan Perwakilan Rakyat menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) tentang Pelaksana Tugas (Plt) Ketua KPK. Penolakan ini berimplikasi dengan kemungkinan lengsernya Tumpak H. Panggabean sebagai Plt Ketua KPK.

Kelayakan Susno maju sebagai calon Ketua KPK juga sempat disuarakan oleh Neta S. Pane, Ketua Indonesian Police Watch. Dukungan itu muncul setelah pada Kamis (18/3) kemarin, Susno buka-bukaan tentang adanya jenderal polisi yang terlibat 'mafia' pajak di Mabes Polri. Di hadapan Satuan Tugas Pemberantaan Mafia Hukum, kemarin, Susno menyebut sejumlah anggota kepolisian terkait dalam dugaan manipulasi pajak senilai Rp 25 miliar.

Selain meragukan komitmen dalam memberantas korupsi, Emerson melanjutkan, publik juga pasti masih ingat bahwa Susno pernah menjadi bagian dari upaya pelemahan KPK. Antara lain, terkait istilah cicak dan buaya. “Itu kan dia yang mencetuskan,” kata Emerson.

Istilah cicak dan buaya dilontarkan Susno saat diwawancarai MBM Tempo, Juli tahun lalu. Saat itu, ia ditanya berkaitan dengan informasi tentang penyadapan handphone milik Susno oleh KPK terkait kasus Bank Century.

Inilah komentarnya saat itu,”Jika dibandingkan, ibaratnya, di sini buaya di situ cicak. Cicak kok melawan buaya. Apakah buaya marah? Enggak, cuma menyesal. Cicaknya masih bodoh saja. Kita itu yang memintarkan, tapi kok sekian tahun nggak pinter-pinter. Dikasih kekuasaan kok malah mencari sesuatu yang nggak akan dapat apa-apa.”

Menanggapi manuver Susno yang mengungkap 'mafia' pajak di depan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Emerson mengaku tidak tahu motivasi yang bersangkutan. Menurut dia, bisa saja hal itu dilakukan Susno karena ingin membersihkan institusi Polri dari korupsi, atau Susno masih sakit hati karena diberhentikan sebagai Kabareskrim. “Apapun alasan Susno, yang jelas, Satgas harus menindaklanjuti pernyataan Susno,” kata Emerson. DWI WIYANA
Bookmark and Share

0 comments:

Post a Comment