Upaya Polri dan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum membawa pulang Gayus Tambunan dari Singapura patut diberi apresiasi, meskipun agak dibesar-besarkan, sepertinya sudah direkayasa atau ‘by design’. Sebab, sebelum berangkat ke luar negeri Gayus sudah bertemu dengan Satgas sampai tiga kali, dan Polri seharusnya tanggap melakukan pencekalan namun tidak dilakukan. Ada apa dengan Polri? Pencekalan baru dibuat Polri setelah Gayus diberitakan menginap di hotel mewah, Singapura, dengan tarif Rp1,5 juta per malam bersama keluarganya.
Kasus mafia pajak ini terbongkar setelah Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji mengadu ke Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Kasus mafia pajak oleh Gayus Tambunan ini diduga kuat melibatkan sejumlah oknum petinggi Polri, sejumlah oknum jaksa, hakim, dan petugas pajak. Meskipun sudah semakin terkuak dan terus bergulir namun tetap menimbulkan kontroversial, karena Susno dianggap ‘’sakit hati’’ atas pencopotan jabatannya sebagai Kabareskrim. Sejumlah kelemahan Susno pun dicari-cari sehingga tidak tertutup kemungkinan ia juga bakal tersangkut karena kasus Gayus senilai Rp25 miliar ini sudah berlangsung cukup lama semasa Susno masih menjabat Kabareskrim.
Yang menark, sekalipun kasus Gayus sudah dibongkar oleh Susno dan ramai diberitakan media massa cetak maupun elektronik, namun aliran dana ke rekening Gayus tidak terhenti. Dalam jangka waktu beberapa hari saja terjadi penambahan dana dalam rekening pegawai Ditjen Pajak golongan IIIA itu menjadi Rp28 miliar. Oleh karena itu, jaringan mafia pajak yang dilakoni Gayus dipastikan melibatkan banyak pihak. Apalagi sebagai terdakwa di pengadilan negeri Gayus akhirnya divonis bebas oleh majelis hakim. Padahal, kalau melihat perkembangan kasusnya saat ini dipastikan melibatkan banyak pihak. Di jajaran Ditjen Pajak saja sudah 10 orang yang dibebastugaskan, belum lagi level atasan Gayus yang diduga kuat mengetahui sepak terjang anak buahnya yang dinilai ‘’rakus’’ harta sehingga tidak peduli lembaganya tercemar seperti sekarang ini.
Justru itu, Satgas dan petugas Polri jangan puas sebatas membawa pulang Gayus. Tapi tugas berat sudah menanti karena masyarakat/publik menunggu hasil pemeriksaan Gayus, termasuk siapa pemberi dan penerima aliran dana. Tak pelak lagi, Gayus merupakan kunci utama yang harus diberdayakan untuk membongkar kasus mafia pajak dan mafia hukum. Bila Gayus mau berterus terang membongkarnya bolehlah kita berharap kasus yang merugikan keuangan negara cukup besar ini dapat diselesaikan tuntas.
Hemat kita, Gayus tidak akan membongkar semua pihak yang terlibat. Bahkan, dalam penjelasannya kemarin Gayus masih tetap merasa yakin tidak bersalah. Apalagi kemudian Gayus menggandeng pengacara papan atas setingkat OC Kaligis. Kalau Gayus benar mau bicara blak-blakan ia harus kooperatif terhadap jalannya pemeriksaan polisi. Kehadiran Kapolri dan minum teh bareng dengan Gayus kemarin cukup pas untuk mengajak Gayus membantu jalannya pemeriksaan agar tidak berbelit-belit, tapi segalanya bisa berubah mengingat kasus Gayus ini melibatkan sejumlah instansi penegak hukum, pejabat, termasuk dua jenderal sebagaimana disebut-sebut Susno.
Kita melihat adanya keseriusan dari pimpinan Polri karena kemarin sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah perwira tingginya yang diduga terlibat. Kita juga melihat hal yang sama di jajaran Kejaksaan Agung karena memang cukup banyak oknum jaksa yang nakal seperti Urip Cs. Sama juga di kehakiman dan Mahkamah Agung. Kalau semuanya ingin memberantas korupsi, memberantas mafia pajak dan mafia hukum, pastilah kasus Gayus ini sangat bemanfaat bagi masa depan bangsa Indonesia.
Saatnya kita serius memberantas korupsi dan tikus-tikus di berbagai departemen dan lembaga penegak hukum kita. Saatnya ‘’kebobrokan’’ dan ‘’akal-akalan’’ yang selama ini tersimpan rapat dan sengaja didiamkan dibongkar sampai ke akar-akarnya, sehingga ketahuan siapa yang memang bersih dan siapa yang pura-pura bersih dan seakan ikut memberantas korupsi tapi hanya di mulut saja. Pada tataran implementasinya malah mereka yang paling jahat menggunakan hasil korupsi untuk keuntungan pribadinya masing-masing, hidup mewah di rumah elite dengan mobil keluaran terbaru sebagai gaya hidup modern.
Saatnya pula masyarakat dan semua elemen bangsa, termasuk media massa serius mengawal jalannya pemeriksaan kasus Gayus Tambunan ini karena dipastikan tersangka pegawai Ditjen Pajak itu tidak bekerja sendirian. Dan pasti, semua pihak yang tengah diintip dan dicurigai terlibat mafia hukum dan mafia pajak berusaha memproteksi dirinya supaya lolos dari jeratan hukum. Dipastikan pula bakal banyak pihak yang menyalahkan Susno dan berusaha menjerat petinggi Polri yang kini non-job itu. Intervensi dari banyak pihak pun akan mewarnai jalannya pemeriksaan Gayus dan pihak-pihak yang terlibat. Sebab, jaringan organisasi kejahatan berdasi tidak akan tinggal diam. Mereka berupaya memutus mata rantai hanya di Gayus atau beberapa orang saja sehingga mudah untuk menyambungnya kembali setelah kasusnya dingin nanti.
(dat02)
Kasus mafia pajak ini terbongkar setelah Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji mengadu ke Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Kasus mafia pajak oleh Gayus Tambunan ini diduga kuat melibatkan sejumlah oknum petinggi Polri, sejumlah oknum jaksa, hakim, dan petugas pajak. Meskipun sudah semakin terkuak dan terus bergulir namun tetap menimbulkan kontroversial, karena Susno dianggap ‘’sakit hati’’ atas pencopotan jabatannya sebagai Kabareskrim. Sejumlah kelemahan Susno pun dicari-cari sehingga tidak tertutup kemungkinan ia juga bakal tersangkut karena kasus Gayus senilai Rp25 miliar ini sudah berlangsung cukup lama semasa Susno masih menjabat Kabareskrim.
Yang menark, sekalipun kasus Gayus sudah dibongkar oleh Susno dan ramai diberitakan media massa cetak maupun elektronik, namun aliran dana ke rekening Gayus tidak terhenti. Dalam jangka waktu beberapa hari saja terjadi penambahan dana dalam rekening pegawai Ditjen Pajak golongan IIIA itu menjadi Rp28 miliar. Oleh karena itu, jaringan mafia pajak yang dilakoni Gayus dipastikan melibatkan banyak pihak. Apalagi sebagai terdakwa di pengadilan negeri Gayus akhirnya divonis bebas oleh majelis hakim. Padahal, kalau melihat perkembangan kasusnya saat ini dipastikan melibatkan banyak pihak. Di jajaran Ditjen Pajak saja sudah 10 orang yang dibebastugaskan, belum lagi level atasan Gayus yang diduga kuat mengetahui sepak terjang anak buahnya yang dinilai ‘’rakus’’ harta sehingga tidak peduli lembaganya tercemar seperti sekarang ini.
Justru itu, Satgas dan petugas Polri jangan puas sebatas membawa pulang Gayus. Tapi tugas berat sudah menanti karena masyarakat/publik menunggu hasil pemeriksaan Gayus, termasuk siapa pemberi dan penerima aliran dana. Tak pelak lagi, Gayus merupakan kunci utama yang harus diberdayakan untuk membongkar kasus mafia pajak dan mafia hukum. Bila Gayus mau berterus terang membongkarnya bolehlah kita berharap kasus yang merugikan keuangan negara cukup besar ini dapat diselesaikan tuntas.
Hemat kita, Gayus tidak akan membongkar semua pihak yang terlibat. Bahkan, dalam penjelasannya kemarin Gayus masih tetap merasa yakin tidak bersalah. Apalagi kemudian Gayus menggandeng pengacara papan atas setingkat OC Kaligis. Kalau Gayus benar mau bicara blak-blakan ia harus kooperatif terhadap jalannya pemeriksaan polisi. Kehadiran Kapolri dan minum teh bareng dengan Gayus kemarin cukup pas untuk mengajak Gayus membantu jalannya pemeriksaan agar tidak berbelit-belit, tapi segalanya bisa berubah mengingat kasus Gayus ini melibatkan sejumlah instansi penegak hukum, pejabat, termasuk dua jenderal sebagaimana disebut-sebut Susno.
Kita melihat adanya keseriusan dari pimpinan Polri karena kemarin sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah perwira tingginya yang diduga terlibat. Kita juga melihat hal yang sama di jajaran Kejaksaan Agung karena memang cukup banyak oknum jaksa yang nakal seperti Urip Cs. Sama juga di kehakiman dan Mahkamah Agung. Kalau semuanya ingin memberantas korupsi, memberantas mafia pajak dan mafia hukum, pastilah kasus Gayus ini sangat bemanfaat bagi masa depan bangsa Indonesia.
Saatnya kita serius memberantas korupsi dan tikus-tikus di berbagai departemen dan lembaga penegak hukum kita. Saatnya ‘’kebobrokan’’ dan ‘’akal-akalan’’ yang selama ini tersimpan rapat dan sengaja didiamkan dibongkar sampai ke akar-akarnya, sehingga ketahuan siapa yang memang bersih dan siapa yang pura-pura bersih dan seakan ikut memberantas korupsi tapi hanya di mulut saja. Pada tataran implementasinya malah mereka yang paling jahat menggunakan hasil korupsi untuk keuntungan pribadinya masing-masing, hidup mewah di rumah elite dengan mobil keluaran terbaru sebagai gaya hidup modern.
Saatnya pula masyarakat dan semua elemen bangsa, termasuk media massa serius mengawal jalannya pemeriksaan kasus Gayus Tambunan ini karena dipastikan tersangka pegawai Ditjen Pajak itu tidak bekerja sendirian. Dan pasti, semua pihak yang tengah diintip dan dicurigai terlibat mafia hukum dan mafia pajak berusaha memproteksi dirinya supaya lolos dari jeratan hukum. Dipastikan pula bakal banyak pihak yang menyalahkan Susno dan berusaha menjerat petinggi Polri yang kini non-job itu. Intervensi dari banyak pihak pun akan mewarnai jalannya pemeriksaan Gayus dan pihak-pihak yang terlibat. Sebab, jaringan organisasi kejahatan berdasi tidak akan tinggal diam. Mereka berupaya memutus mata rantai hanya di Gayus atau beberapa orang saja sehingga mudah untuk menyambungnya kembali setelah kasusnya dingin nanti.
(dat02)
Post a Comment